apa yang kita kurbankan esok pagi?
setelah belati digosok dengan duri
setajam-tajam untuk memutus nadi
agar tak sisa bunga mati
melihat anak duduk mengamati
sembari memegang kedua pipi
dua tiga kambing sedang dibuli
digiring menuju mobil tanpa kendali
pun bapak ibu sudah siap mengantri
menjemput hak atas rezeki
semua bahagia semua berbagi
melukis senyum memerah simpati
apa yang pagi esok kita kurbankan?
elegi sudah memegang peran
persepsi dan prasangka tanpa pesan
si Toni pun jadi tertekan
dituduh dalam ruang makan berserakan
dia hanya petugas kebersihan
sekaligus pemesan makanan
bukan berarti yang membereskan
tapi apalah daya seribu alasan
di bawah ketiak mutiara dan marjan
jadi kurban kambing hitam jantan
sungguh malang nasibnya.. kan
esok pagi kita kurbankan apa?
sedang aku adalah sepasang mata
menyaksikan ego yang menggema
tak kasat mata gemar berdusta
berkelit di balik kostum fauna
rakaat yang sering terlupa
bacaan yang kehilangan makna
lenyap dicerca oleh melodrama
aku coba mengarang cerita lama
tentang ilmu faal bertanya
tapi selalu kembali ke awal mula
mengganjal pertemuanku dengan-Nya.
- rhariwijaya -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar