jika bukan esok atau nanti
biarkan mata jadi belati
dan jawabnya yang menyeringai
menghunus tanpa henti
maka pada suatu pagi
bangunkan aku di atas peti mati
agar bisa ku ingat sendiri
bagaimana hujan pergi
bagiku melihat pelangi
bukanlah tempat rekreasi
atau meminta konsesi
apalagi menguji nyali
namun kau tunggu mentari
terbuai dalam kursi
melamun menembus memori
padahal itu hanya teori
belumkah kau menyadari
namamu tak ada arti
seperti kapas berduri
yang melambai pada kanji
sayang membuka pintu perangai
tak semudah mengikat tali
pada kata yang terpatri
di tengah galaksi
harus aku cari
ada yang mesti dikaji
muntahan ekskresi
yang tak perlu dibui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar