apakah hujan yang membuat kita
tersungkur dalam kemahsyuran
kala kelapangan menyimpan rindu
yang menghujam kala terpejam
apakah dingin malam yang meredam kelam
sang penuntun dalam gelap
hingga kita berdiri tegak menghadap
melindungi dari senyapnya tatap
apakah terik turut menjamu
kehadiran kita yang semu
pun mengukir kilatan memori
senyampang nyawa masih terjaga
nyalakanlah jelaga itu
biarkan segala tanya membara
meski hitamnya mewarnai jubahmu
ku ingin memanja sejenak
dalam jaringmu yang tak sudah
kita ada di sana kawan
di tengah gaungan air dan api
di sudut paralaks ego dan empati
di sangkar minyak kasturi
mungkin kau tlah melupakan
apa yang tak ingin kau ingat
maka kututup rapat-rapat
tak kubiarkan celahnya membuka tabirmu
hingga perjalanan kita usai
dan menunggu tuk kembali
pulang...
Palembang, 19 Juli 2018
- rhariwijaya -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar