Label

Jumat, 03 Mei 2013

Kaktus

Hidup ini aneh, ketika kita ingin menjadi kuat, justru yang kita hadapi adalah kelemahan, ketika kita ingin menjadi berani, yang kita hadapi adalah ketakutan. Lalu aku belajar membaca tanda-tanda alam, belajar bagaimana seharusnya kita bereaksi terhadap teori kemapanan dan hukum-hukum ketidakpastian, namun yang aku temui adalah sekumpulan ironisme yang semakin membuatku bertanya tentang siapa sebenarnya diriku, apa arti mereka untukku, bagaimana Tuhan bisa hadir dalam setiap peristiwa sekaligus kekosongan, dalam setiap tawa sekaligus duka, dan dalam setiap kelembutan sekaligus kekeringan.

Kalau saja sebuah senyuman bisa membuat peluru menjadi mawar, maka seharusnya tidak perlu lagi ada tangis dan air mata. Tapi kita juga belajar untuk semakin menyadari bahwa keterbatasan selalu membentengi diri. Menurutmu bagaimana jika batas kaki langit tertutup awan? Sedang kamu tidak menyadari bahwa awan hanya ilusi yang terionisasi. Tuhan menciptakan ketakutan agar kita bisa belajar menjadi berani dengan melawan, dan Tuhan menciptakan kelemahan agar kita bisa mengambil makna dari setiap ketidakberdayaan, lalu menampar diri, bangkit menjadi lebih kuat.

Kedamaian ada karena kekuatan, tapi kekuatan tanpa kedamaian, untuk apa..

Jakarta
- rhariwijaya -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar