Label

Senin, 27 Juni 2011

Apakah Kita Sudah Merdeka?

...
Kalau kita merdeka berarti kita akan sendirian di muka bumi ini, tidak lagi disuapi
Kalau kita merdeka, kita akan berjalan sendirian
Kalau kita jatuh, kita bangun sendirian
Kalau kita sakit, kita bertahan sendirian
Kalau kita ingin kaya, kita harus berusaha sendirian
dan kalau kau ingin berbahagia, ingin naik mobil dan ingin apa saja
kamu harus bekerja
Itu artinya kemerdekaan!!!

Mengerti?

- Tidak

Mengerti?!

- TIDAK!!!

Nah, kalau kamu berani bilang tidak,
artinya kamu orang yang MERDEKA.
Hanya orang-orang yang merdeka yang bisa mengatakan TIDAK
Orang yang tidak merdeka tidak akan berani mengatakan TIDAK!!!

*Cuplikan Monolog "Apakah Kita Sudah Merdeka?" karya Putu Wijaya

Jumat, 24 Juni 2011

Grak

bergerak bergerak membuka stagnasi
bergerak bergerak dalam dinamisasi
bergerak bergerak bermain imaji
bergerak bergerak bebaskan diri
bergerak bergerak hancurkan persepsi
bergerak bergerak cairkan bentuk
bergerak bergerak tebas cakrawala
bergerak bergerak tarian jiwa
bergerak bergerak membunuh ego
bergerak bergerak dalam diam
bergerak bergerak menggerak digerak
bergerak digertak tergerak menggertak
bergerak gerak gertak kerak berak
gertakan gerakan gerangan gorengan

Aha!!! (ting)
bergerak bergerak menggoreng hidup

(Jakarta, 24 Juni 2011)
- rhariwijaya -

Jumat, 17 Juni 2011

Cara Lain

aku bertanya pada kebenaran
untuk menghapus air mata
dalam keheningan samudera
dia menjawab dengan diam
aku pun mencoba
menutup duka
dengan luka yang lain
mendekap lolongan
dengan teriakan
menyeka air mata
dengan darah

(Jakarta, 14 Juni 2011)
- rhariwijaya -

Hanya Sebagian

sebagian dari kita
tak lagi malu
berjalan dengan borok
dan membagi

sebagian dari kita
tak lagi gentar
menantang Tuhan
dan membantah

sebagian dari kita
tak lagi bakti
mengangkang pertiwi
dan berak

sebagian dari kita
tak lagi kasih
menghunus mata
dan meludah

sebagian dari kita
tak lagi ingat
kisah si buyung
dan kejujuran

sebagian dari kita
tak lagi bicara
hanya parang
dan darah

sebagian dari kita
tak lagi berkaca
atas lekuk wajah
dan belahan pantat

sebagian dari kita
bukan lagi kemaluan
bukan lagi kehambaan
bukan lagi janji bakti
bukan lagi kehangatan
bukan lagi kejujuran
bukan lagi MANUSIA!!!

dan..
mau apa kita?

sebagian dari kita
wafat..

(Jakarta, 12 Juni 2010)
- rhariwijaya -

There is No Shit in Writing

Apakah perbedaan menulis dan berbicara?
Menurut kita mungkin itu pertanyaan bodoh yang tak seharusnya ditanyakan.
Tapi kita tahu bahwa menulis dan berbicara memiliki kesamaan dalam hal menyampaikan suatu gagasa / ide / "uneg-uneg" kepada orang lain ataupun diri sendiri.
Dalam hal ini esensi perbedaan menulis dan berbicara adalah terletak pada dampak yang ditimbulkannya.

Tentu ketika kita melakukan kritik terhadap suatu masalah, tentu sangat mudah dengan cara vokal / berbicara.
Kita akan dengan mudah menyampaikan suatu gagasan / ide kepada orang lain.
Tapi gagasan atau ide tersebut akan sangat bermanfaat jika didengar oleh orang yang tepat, karena ketika kita berbicara kepada beberapa orang / teman yang justru tak ada kaitannya dengan masalah yang ada dengan jumlah yang sangat terbatas, kritikan tersebut akan sia-sia belaka dan tak membawa manfaat apa-apa selain rasa kesal di hati. Mungkin manfaat terbesar hanya untuk beberapa orang / teman yang mendengar kritikan kita saja sehingga mereka bisa punya informasi lebih dari kita.

Tetapi jika kita ungkapkan kritikan tersebut dengan tulisan dengan berbagai media yang ada sekarang, mungkin kritikan tersebut kecil kemungkinan untuk dibaca langsung oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Namun coba lihat dampak yang akan ditimbulkan ketika tidak hanya 1-5 orang saja yang membaca, tapi hingga ratusan atau ribuan orang yang membacanya, kita akan mampu menyampaikan informasi lebih banyak dan efektif kepada masyarakat luas.
Selain itu informasi yang kita sampaikan akan bersifat lebih "ABADI" daripada ketika hanya berbicara saja. Terlebih ketika informasi tersebut menjadi sebuah buku yang diterbitkan. Jika informasi yang kita sampaikan bermanfaat, tak hanya teman yang akan mencari kita, namun anak cucu kita akan terus membicarakan tentang karya-karya yang kita buat.

Bukankah itu adalah esensi kita hidup di dunia ini?
Berbuat yang terbaik untuk generasi akan datang yang jauh lebih baik dari kita.

Satu kalimat kecil :
Orang yang terlalu banyak bicara adalah "omong kosong", tapi orang yang terlalu banyak menulis tak akan pernah disebut "tulisan kosong".

Mari menulis..

- rhariwijaya -

The Theory of Archy

When I put something to the water in the glass, is the volume of the water increase?
Yes, it is..
but the volume has the absolute value, water volume added to object and will stop to its level.. untill I add new object to the water again.
The question, how to make the volume of the water become "relative"? Not absolute anymore?
Maybe I should put and blow a baloon in the water..
but the baloon has its own volume limit.. how to make the water volume become unlimited?
coz I have to give a huge of water to the people in the drought.. I have to..
then I will put myself to the water and learn to become "bigger" than before..

"just call our problems as a water"

then, let's see..

- rhariwijaya -

Catatan di Angkringan

Membicarakan tentang angkringan sudah pasti yang terlintas adalah suasana yang menyantap makanan yang  begitu sederhana dan bersahaja.
Begitu kita menemukan banyak hal dalam kerendahan hati.
Tapi semua yang ada, semua yang kita pahami, semua bergantung pada sudut pandang yang kita punya.
Dari contoh yang kecil dan sederhana ini, kita bisa belajar banyak hal tentang kehidupan.
Sama seperti untuk membuktikan bentuk bumi dari tiang bendera kapal.
9000 rupiah di angkringan kita akan dapat apa?

1. Kita mendapat 1 nasi kucing, 1 tempe bacem, 1 sayap ayam dan 1 susu jahe.
2. Kita mendapat nikmatnya kesederhaan, begitu mesranya bapak dan ibu penjual, tawa yang begitu tulus, pancaran mata yang bersahaja, tutur kata yang mendamaikan hati, seorang yang sedang berjuang untuk kelangsungan hidupnya dan rasa syukur yang mendalam atas semua yang kita punya.

Yang manakah sudut pandang anda?

- rhariwijaya -

Theory of Every Little Things

Finally I understand..
there is beautiful correlation between problem and growing
just like water and trees
or wood and fire
we need it to grow
fear, sadness, darkness, confusion
all of those we need
to learn how we should live
to learn how we find Him
in everytime and everywhere
even in our blood..

Destiny is in our heart
all we can do is trying only
and don't even think you could have a deal with Him
coz He has His own way, the best way for your life
even it would make you feel so bad, so sad and so useless
to face the problems

We just need to fine the formulas
to correlate everything happens
about who we are
who they are
and who our God
find it and we would be a true human
and don't forget some little thing important
always smile for our problems..
:)

Let's pray to the One and Only.. (Allah SWT)

*easy to talk but so hard to practice it, that's called "REALITY"

- rhariwijaya -

Berdoa Untuk Tidak Menangis

Alkisah ada sebuah perlombaan, ya sebuah lomba kapal layar mainan untuk anak-anak dengan umur 7-10 tahun.
Masing-masing anak telah mempersiapkan kapal mainannya dengan baik. Bermacam-macam jenis dan warna kapal layar yang siap untuk diperlombakan. Ayah dan ibu mereka juga telah siap di tepi danau untuk memberi dukungan terbaik untuk anak-anak mereka masing-masing. Tapi ada satu anak yang "berbeda" saat itu. Dia hanya didampingi oleh kakeknya yang telah renta karena kedua orang tuanya telah tiada. Kapal layar mainannya pun tampak sederhana yang terbuat dari kayu dan tak semewah anak-anak yang lainnya. Hanya ada goresan bertuliskan "harapan" pada sisi samping kapalnya.

Beberapa saat sebelum perlombaan dimulai, anak tersebut tampak serius berdoa yang tanpa sepengetahuannya dia diperhatikan oleh salah satu juri yang ada. Setelah selesai, perlombaan pun dimulai. Masing-masing anak memberi dukungan terbaiknya untuk kapal-kapal layarnya. Hingga pada akhirnya kapal layar anak tersebut yang tampak paling sederhana dinobatkan menjadi juaranya.

Maka salah satu juri bertanya pada anak tersebut, "Nak, doa apakah yang kau ucapkan sebelum bertanding tadi? Apakah kau berdoa agar kapal layarmu menjadi juara pada perlombaan ini?"

Namun dengan bersahajanya anak tersebut menjawab, "Wahai Bapak Juri, aku sama sekali tidak berdoa agar kapalku ini memenangkan perlombaan ini."
"Lantas doa apakah yang kau ucapkan tadi?", sang juri tampak semakin antusias.
"Aku hanya berdoa, jika aku kalah dalam perlombaan ini, aku ingin agar aku kalah dengan tidak menangis", jawab anak tersebut dengan santainya.
Sang juri beserta semua orang yang hadir pada perlombaan pun terdiam.

**Bagaimana dengan doa kita? Apa ada yang salah?

-- Sumber : Anonym --

Realis

Hujan hari ini masih gerimis
suaranya juga masih mengiris
harapan yang mulai terkikis
dan hati yang teriris
ku hanya bisa melukis keris
dengan seonggok penggaris
yang harus tepat sesuai garis
hanya bisa memandang oasis
dari ujung polaris
tempat awal evolusi tangis
masih tetap mengais
dalam awan-awan borealis

(Jakarta, 28 Mei 2011)
- rhariwijaya -

Harmoni

Bumi...
kau masih berputar saja
duduklah sejenak
dan minum teh bersamaku
kita nikmati keheningan ini

ku tau kau ingin berbisik
katakan padaku isi hatimu
katakan yang ingin kau katakan
dan teriaklah pada sluruh semesta
pada hati yang temaram
pada jiwa yang membeku

Bumi...
mengapa kau masih saja berputar
abaikan saja mereka
yang tlah melupakanmu
yang tlah membuangmu
yang tak lagi setia padamu

panggung ini semakin tua
kayu-kayunya pun tlah mulai lapuk
dan kau masih menari
dalam kesyahduan
dalam kerinduan
akan senyum ketulusan

Bumi... Bumi...
sampai kapan kau trus menari?
sampai kayu-kayu itu memakanmu?
atau sampai mereka terbangun dari tidur?
mengapa kau tak mau duduk sejenak saja?
tuk hilangkan segala gundahmu

kau bodoh!!!
ini dunia realistis!!!
untuk apa kau habiskan 4,5 miliar tahun
demi seonggok daging busuk
yang tak tahu betapa lama kau menari
tak tahu akan isi hatimu
tak tahu akan ketulusanmmu
dan mereka... hanya diam...

Bumi...
tunjukkan pada mereka
akan kasih sayangmu
agar hati ini kembali bersemi
seperti teratai di atas air mata
menarilah dan trus menari
hingga Dia tlah bertitah

ku masih di sini...
tuk slalu mendengar...
dan menghapus luka...

akulah... jiwamu...

(Jakarta, 11 April 2011)
- rhariwijaya -

Merangkai Dongeng

kebebasan
kejujuran
senyuman
kebahagiaan
ketulusan
bermain
berlari
berkejaran
bersama
tawa
impian
menggenggam
hati
cinta
keindahan
keutuhan
harapan
sandaran
selalu
ada
tahu
memahami
keikhlasan
putih
hidup
abadi

(Jakarta, 28 Mei 2011)

- rhariwijaya -