Label

Jumat, 17 Juni 2011

Berdoa Untuk Tidak Menangis

Alkisah ada sebuah perlombaan, ya sebuah lomba kapal layar mainan untuk anak-anak dengan umur 7-10 tahun.
Masing-masing anak telah mempersiapkan kapal mainannya dengan baik. Bermacam-macam jenis dan warna kapal layar yang siap untuk diperlombakan. Ayah dan ibu mereka juga telah siap di tepi danau untuk memberi dukungan terbaik untuk anak-anak mereka masing-masing. Tapi ada satu anak yang "berbeda" saat itu. Dia hanya didampingi oleh kakeknya yang telah renta karena kedua orang tuanya telah tiada. Kapal layar mainannya pun tampak sederhana yang terbuat dari kayu dan tak semewah anak-anak yang lainnya. Hanya ada goresan bertuliskan "harapan" pada sisi samping kapalnya.

Beberapa saat sebelum perlombaan dimulai, anak tersebut tampak serius berdoa yang tanpa sepengetahuannya dia diperhatikan oleh salah satu juri yang ada. Setelah selesai, perlombaan pun dimulai. Masing-masing anak memberi dukungan terbaiknya untuk kapal-kapal layarnya. Hingga pada akhirnya kapal layar anak tersebut yang tampak paling sederhana dinobatkan menjadi juaranya.

Maka salah satu juri bertanya pada anak tersebut, "Nak, doa apakah yang kau ucapkan sebelum bertanding tadi? Apakah kau berdoa agar kapal layarmu menjadi juara pada perlombaan ini?"

Namun dengan bersahajanya anak tersebut menjawab, "Wahai Bapak Juri, aku sama sekali tidak berdoa agar kapalku ini memenangkan perlombaan ini."
"Lantas doa apakah yang kau ucapkan tadi?", sang juri tampak semakin antusias.
"Aku hanya berdoa, jika aku kalah dalam perlombaan ini, aku ingin agar aku kalah dengan tidak menangis", jawab anak tersebut dengan santainya.
Sang juri beserta semua orang yang hadir pada perlombaan pun terdiam.

**Bagaimana dengan doa kita? Apa ada yang salah?

-- Sumber : Anonym --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar