Label

Selasa, 16 Juni 2015

Kedewasaan

Kematangan seseorang bukan dilihat dari kemampuannya bersikap tenang atau bijaksana bak pertapa Hastinapura, hingga karena stigma itu semua orang lantas "berpura-pura" bersikap matang. Tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Selalu saja ada emosi yang meletup atau kekhawatiran dan ketakutan yang membayangi, yang membuatnya ragu dan berpikir dua kali untuk mengambil keputusan. Kematangan adalah proses kesadaran bahwa manusia tidaklah sesempurna yang dipikirkan, cara berpikir bahwa manusia memiliki kelebihan sekaligus segudang kekurangan. Kematangan bukan menuntutnya untuk dapat menyelesaikan semua permasalahan, justru semakin sadar bahwa dia tidak mampu menyelesaikan masalah seorang diri, dia membutuhkan bantuan orang lain dalam hidupnya. Proses berpikir ini yang akan melahirkan sikap untuk saling menghormati dan menghargai, ego dikesampingkan dan bersama-sama untuk mencari solusi dalam suatu permasalahan. Kematangan juga memberi kesadaran mengenai skala prioritas, paham bahwa dia tidak mampu menyelesaikan masalah dalam satu waktu, perlu urutan yang benar menurut urgensinya, bukan berdasarkan subyektivitasnya terhadap masalah.

Kematangan menuntun seseorang untuk dapat mengambil keputusan dengan timing yang tepat, pengalaman membuatnya berpikir untuk tidak mengulangi kesalahannya dua kali, bukan untuk memuaskan semua orang, karena dia juga menyadari tidak ada keputusan yang bisa memuaskan semua orang dalam satu waktu. Namun dia akan berusaha agar keputusannya dapat diterima oleh semua pihak. Kalau begitu, kapankah seseorang disebut matang? Kematangan dan kedewasaan adalah sebuah proses tiada henti, manusia akan selalu jatuh bangun untuk mencapainya... Kesadaran yang dibangun hanya oleh satu orang saja tak akan berarti apa-apa. Prosesnya berlangsung sistemik, kesadaran yang satu akan mempengaruhi kesadaran yang lainnya.

Namun di luar itu semua, kematangan juga mengajarkan manusia bahwa semua yang dilakukan di dunia hanya untuk Tuhannya semata. dia akan menabrak semua teori dan konsepsi demi cintanya pada Tuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar